Aku dan Kamu : Membangun Fondasi Pernikahan Bersama
Aku dan Kamu: Membangun Fondasi Pernikahan Bersama
Ditulis Oleh:
B. Primandini Yunanda Harumi, M.Psi., Psikolog
Program Studi Sarjana Psikologi FK Unud
Pernikahan adalah dambaan dari sebagian besar pasangan. Pernikahan juga dilakukan dengan berbagai tujuan, baik dengan tujuan untuk menyatukan dua pasangan dan keluarga, menjalankan perintah agama, serta alasan dan nilai lainnya. Tidak jarang pernikahan menjadi muara dari hubungan dengan pasangan yang telah diarungi beberapa waktu dan untuk mencapai pernikahan, ada banyak hal yang perlu dipersiapkan oleh pasangan.
Seperti halnya membangun suatu rumah, pernikahan yang bahagia akan lebih baik jika dibangun dari hubungan antar pasangan yang baik pula sebagai fondasinya. Dari banyak hal yang diperlukan untuk membangun pernikahan, beberapa hal perlu dipertimbangkan dan dipersiapkan pasangan bahkan sebelum mengikat janji suci, diantaranya:
Komitmen
Komitmen merupakan dasar dari dibangunnya suatu hubungan dan kunci dari kekuatan hubungan antar pasangan. Pasangan yang memiliki komitmen diantara mereka akan memiliki dasar untuk tetap bersama pasangan, membantu membangun nilai-nilai dan kekuatan dalam keluarga, serta menuntun pasangan untuk mencari jalan keluar dari konflik yang dialami dalam rumah tangga kelak. Dampaknya, pernikahan yang dijalani akan lebih stabil, pasangan dapat saling terikat dan dekat satu sama lain, serta terbentuknya kepuasan pernikahan.
Komunikasi
Komunikasi juga salah satu dasar yang perlu dimiliki oleh pasangan. Melalui komunikasi, pasangan dapat lebih mengenali kebutuhan rumah tangga, menyelesaikan konflik dengan pasangan, hingga membangun kelekatan dengan pasangan, anak, maupun keluarga besar. Komunikasi dalam pernikahan perlu dilakukan secara terbuka. Artinya boleh menyampaikan secara sesuatu apa adanya, namun tetap memperhatikan kondisi pasangan maupun situasi yang sedang terjadi. Selain itu, komunikasi secara jujur dan disampaikan dengan jelas juga dapat dilakukan untuk membangun pernikahan dan keluarga yang sehat secara emosional. Manfaatnya, pasangan dapat saling terhubung, bertahan bersama dalam pernikahan, dan mengembangkan kelekatan.
Batasan
Batasan termasuk fondasi yang cukup jarang dibicarakan bersama pasangan. Menikah memang menyatukan dua orang menjadi satu dan menjalani kehidupan bersama, namun bukan berarti kita tidak dapat melakukan sesuatu sendirian. Dalam pernikahan, kita tetap berhak untuk melakukan hobi sendirian, menyelesaikan tanggung jawab pribadi, menentukan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan bersama pasangan, bahkan menentukan kebutuhan dan nilai pribadi setelah menikah.
Pada dasarnya, pernikahan bukan melarang satu sama lain untuk melakukan suatu hal, namun ada kalanya beberapa tugas, tanggung jawab, dan kebutuhan yang dimiliki pasangan hanya dapat dipenuhi oleh dirinya sendiri dan kita hanya perlu memahami dan menghormatinya. Inti dari adanya batasan dalam pernikahan adalah untuk menjaga hubungan pernikahan, sehingga penting untuk menentukan, menjelaskan, dan menghormati batasan yang dimiliki satu sama lain.
Siapa yang tidak ingin memiliki pernikahan dan keluarga yang bahagia? Dari sekian banyak cara, fondasi yang disebutkan tersebut adalah tiga dari berbagai fondasi yang dapat dipersiapkan oleh pasangan sebelum menikah. Harapannya dengan memiliki fondasi yang kuat, keluarga yang dibangun dalam pernikahan akan menjadi kokoh seiring berjalannya waktu dan dapat menaungi penghuninya dengan rasa bahagia, aman, dan nyaman.
Referensi:
Palanci, J. (2020). Healthy Boundaries Relationship Model. Psychol J Res Open, 2(2): 1–12. https://doi.org/10.31038/PSYJ.2020221
Rasheed, J. M., Rasheed, M. N., & Marley, J. A. (2011). Family Therapy: Models and Techniques. Los Angeles: Sage Publications.
Stanley, S. M., Rhoades, G. K., & Whitton, S. W. (2010). Commitment: Functions, Formation, and the Securing of Romantic Attachment. Journal of family theory & review, 2(4), 243-257. https://doi.org/10.1111/j.1756-2589.2010.00060.x
FAKULTAS KEDOKTERAN